Menikah Agar Menjadi Lebih Sehat Dan Sejahtera



Sekali lagi, kita mendapatkan penegasan tentang manfaat pernikahan. Penelitian David dan John Gallacher dari Universitas Cardiff yang diterbitkan dalam British Medical Journal menyebutkan bahwa ketenangan hidup dalam pernikahan mempromosikan kesejahteraan psikologis perempuan dan laki-laki yang mengarah pada gaya hidup sehat, terutama dalam hal makanan.
“Orang menikah memiliki tingkat kematian 10-15 persen lebih rendah dari rata-rata”, komentar Gallacher bersaudara.
Agar bermanfaat bagi kesehatan Anda, suatu hubungan membutuhkan tingkat kematangan tertentu. Hubungan cinta remaja merangsang tingkat dopamin di otak yang sering dikaitkan dengan gejala depresi, sementara hubungan yang lebih matang merangsang hormon oksitosin yang menenangkan. Menurut kedua peneliti, usia terbaik untuk terlibat dalam hubungan jangka panjang adalah 25 tahun untuk pria dan 19 tahun untuk wanita.
“Namun berhati-hatilah,” kata mereka, “karena tidak semua hubungan baik untuk kesehatan Anda. Hubungan yang dipenuhi perselisihan berdampak negatif pada mental sehingga perpisahan menghasilkan efek yang menguntungkan. Dalam hal ini, jauh lebih baik menjadi lajang kembali.”
Jika Anda masih ragu dengan manfaat pernikahan, ada studi lain di Amerika yang dilakukan pada sekelompok 289 kembar laki-laki, yang menunjukkan bahwa menikah meningkatkan karakter dan kepribadian. Penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal US Archives of General Psychiatry dan dilakukan oleh para peneliti di Michigan State University. Subjek penelitian dipantau selama 12 tahun dengan usia awal antara 17 dan 29 tahun. Di antara 289 kembar itu, mereka yang sudah menikah pada akhir masa penelitan diketahui lebih sopan, ramah dan sehat daripada mereka yang masih lajang. Tidak hanya itu, ciri-ciri kepribadian negatif seperti agresivitas, kecenderungan untuk berbohong dan bahkan melakukan tindak pidana juga berkurang.
Penelitian lain yang dilakukan oleh tim dari Selandia Baru bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Universitas Harvard Amerika, telah memeriksa sampel orang yang sangat banyak, sekitar 35.000. Hasil pengamatan yang menonjol adalah perpisahan atau perceraian berakibat buruk pada kesehatan mental pasangan.
“Ada penelitian internasional sebelumnya tentang dampak positif pernikahan terhadap kesehatan mental laki-laki dan perempuan. Namun studi ini lebih konklusif dan rinci,” kata pemimpin penelitian itu, psikolog Kate Scott dari University of Otago di Wellington.
Memang, penelitian lain telah menunjukkan efek menguntungkan perkawinan pada kesehatan pasangan:ikatan perkawinan membuat tekanan darah lebih terjaga, melindungi jantung, mencegah kanker dan penyakit Alzheimer, memiliki efek antidepresan, memerangi flu dan menyembuhkan luka. Namun, ada juga efek buruk dari pernikahan, terutama pada pria, yaitu bahwasetelah menikah rata-rata menjadi lebih gemuk.

Sumber gambar

7 Hal Penyebab Pingsan

MajalahKesehatan.com, Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.
Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.
1. Reaksi saraf vagus
Pingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus. Overstimulasi saraf vagus memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan. Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik,  dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus.
2. Perubahan tekanan darah
Perubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah. Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes. Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan.
3. Anemia
Anemia (kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya, menstruasi berlebihan).
4. Dehidrasi
Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) juga dapat menyebabkan pingsan. Dehidrasi dapat disebabkan oleh muntah, diare, demam, berkeringat, luka bakar atau kurang minum. Beberapa penyakit seperti diabetes juga dapat menyebabkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus sehingga berefek ganda.
5. Syok
Syok adalah kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang kemudian dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Syok adalah keadaan darurat berbahaya yang biasanya berasal dari perdarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah. Korban syok biasanya terlihat bingung, sebelum kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin buruk.
6. Obat
Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan tekanan darah tinggi dapat terlalu banyak menurunkan tekanan darah sehingga menyebabkan pingsan. Alkohol, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan pingsan. Berbicaralah dengan dokter jika Anda berpikir pingsan Anda mungkin berhubungan dengan obat yang Anda pakai.
7. Hipoglikemi
Kekurangan gula darah (hipoglikemi) dapat membuat Anda pingsan. Hipoglikemi tidak hanya disebabkan oleh diabetes, tetapi juga karena Anda tidak makan untuk waktu yang lama.
Apa yang harus dilakukan bila Anda merasa akan pingsan?
Sebelum pingsan, Anda biasanya merasa pening, pusing, ruangan seperti berputar, mual dan berkeringat dingin. Anda juga mungkin mengalami penglihatan kabur atau pendengaran berdesing. Jika Anda merasa seperti akan pingsan, berbaringlah. Jika Anda tidak dapat berbaring, duduk dan berjongkoklah dengan meletakkan kepala Anda di antara lutut Anda. Hal ini membantu mengalirkan darah ke otak Anda. Tunggulah sampai Anda merasa lebih baik sebelum mencoba berdiri. Ketika Anda berdiri, lakukanlah perlahan-lahan.

Image Source

Yang Terjadi Pada Otak Ketika Ber-Facebook

detikHealth, Selain mempengaruhi kondisi psikis penggunanya, sosial media seperti Facebook juga mempengaruhi otak si pengguna. Sebut saja, ketika Anda mendapat 'likes' atau komentar positif mengenai tulisan atau gambar yang Anda unggah, Anda menjadi lebih bersemangat bukan?
Itulah bentuk penghargaan di otak Anda yang bisa menimbulkan dorongan agar lebih bersemangat. Menurut penelitian baru, ada respons yang bisa memprediksi berapa banyak waktu dan energi yang Anda gunakan saat mengakses situs sosial media.
Salah satu studi pertama yang mengeksplorasi efek media sosial pada otak, mencitrakan otak 31 pengguna facebook saat mereka melihat gambar diri sendiri atau dengan orang lain yang disertai 'likes' dan komentar positif. Studi ini dipimpin peneliti postdoctoral di Freie Universität di Berlin, Dar Meshi.
"Kami menemukan bahwa kita bisa memprediksi intensitas penggunaan facebook orang lain dengan memindai dan melihat respon otak mereka sebagai bentuk umpan balik positif di dalam pemindai," kata Meshi.
Secara khusus, wilayah pada otak yang disebut nucleus accumbens, yang memproses perasaan berharga tentang makanan, seks, uang, dan penerimaan sosial, menjadi lebih aktif ketika menanggapi pujian terhadap diri sendiri dibandingkan saat kita memuji orang lain. 
Penegasan sosial dengan salah satu bentuknya penghargaan sosial, cenderung menjadi salah satu kegembiraan terbesar dalam kehidupan, baik itu terjadi secara online atau offline. Sehingga tak mengherankan bahwa komentar positif di facebook bisa mempengaruhi nucleus accumbens ini.
Namun, apakah hasil ini menunjukkan bahwa 'likes' di Facebook bisa membuat kecanduan?
"Memang bagaimana pun ada kemungkinan menarik bahwa afirmasi ini bisa jadi langkah pertama menuju kecanduan bagi sebagian orang karena di Facebook juga ada hal-hal lain yang bisa menimbulkan perilaku adiktif," kata Meshi.
Ia menambahkan, di situs media sosial, kesenangan yang berasal dari perhatian, kata-kata pujian, senang, dan 'LOL' hanya terjadi secara sporadis. Berbeda dengan 'likes' atau komentar positif di foto atau tulisan pada facebook yang bersifat sebagai penghargaan.
'Like' atau komentar pada foto tidak selalu diterima, melainkan hanya beberapa kali saja dalam penggunaan Facebook. Diibaratkan, 'like' tersebut seperti hadiah yang jarang diberikan. Oleh karena itu, otak suka memprediksi penghargaan dan jika tidak menemukan pola, maka akan memicu perilaku sampai menemukan sesuatu.
Jadi, jika penghargaan itu acak, maka pencarian atas hal apa yang bisa membuat kita menerima penghargaan akan terus dilakukan. "Penelitian kami merupakan langkah pertama yang baik untuk menemukan hubungan neurobiologis antara kecanduan media sosial dan aktivitas penghargaan di otak," kata Meshi seperti dilansir Times, Selasa (3/9/2013).
"Facebook mungkin menarik bagi orang-orang karena membuat mereka merasa terhubung. Tapi di balik itu, mereka juga ketagihan menggunakannya karena banyak dari kita yang mendapat kesenangan dan mengetahui bahwa kita menyukainya," tutup Meshi.
Penelitian ini diterbitkan dalam Frontiers di Human Neuroscience.

Just Pengen Say Hello Saja

Hi sobat, selamat datang di ketekul blogspot. Karena kesibukan saya sehari-hari lama sudah saya vakum dalam dunia maya khususnya untuk ngeblogging. Bila dihitung-hitung ada 2 tahun sudah saya vakum. sekarang saya seperti anak baru lagi, banyak hal dan istilah dalam blogger yang hilang dari ingatan saya (serius banget ya?). tanpa panjang lebar, saya sangat berharap sobat-sobat berkenan untuk memberi masukan untuk ketekul blog dan jangan lupa solusi/jalan keluarnya. Terima kasih untuk sobat semua.